WARNA SEBAGAI PEMBATAS IMAJINER
Sebuah tantangan tersendiri bagi saya ketika disodorkan untuk mendesain
kamar anak rumah tinggal bapak Petrus di daerah Jakarta Barat. Tantangannya di
sini adalah bagaimana mendesain satu kamar tidur anak yang nantinya akan
ditempati satu anak laki-laki dan satu anak perempuan.
Keterbatasan lahan memungkinkan bagi orang tua menempatkan anak mereka
dalam satu kamar. Dari komunikasi dengan pemilik rumah bahwa anak pertamanya
perempuan kelas 3 SD dan anak ke-2 adalah laki-laki masih sekolah di TK.
Awal pertama desain adalah bagaimana memberikan batasan kepemilikan antara
anak laki-laki dan perempuan dan warna yang cocok untuk keduanya. Warna biru
saya ambil agar berkesan teduh dan macho mewakili anak laki-laki sedangkan warna
merah jambu berkesan feminim dan ceria mewakili anak perempuan. Sehingga
ruangan didominasi warna keduanya dari wardrobe, bed sampai dengan curtain.
Perbedaan warna memberikan batasan imajiner yang menunjukkan bahwa ini
adalah daerah saya dan itu adalah daerah kamu. Hal ini dibedakan pada warna bed
dan spreinya. Bed anak laki-laki berwarna biru sedangkan bed anak perempuan
berwarna merah jambu (pink). Ukuran ruang adalah 3 x 4 meter sehingga perlu
pemanfaatan ruang secara maksimal. Untuk wardrobe dibuat pintu sliding dan meja
belajar diletakkan di ujung bed tanpa kursi belajar. Kursi belajarnya adalah
bednya itu sendiri. Di atas headboard bed diletakkan ambalan tempat menaruh
piala-piala atau mainan. Terakhir untuk merangsang kreatifitas anak ditempellah
wallpaper dengan motif anak dengan dominan warna biru karena bila dua warna
saya gunakan yaitu biru dan pink akan berkesan ramai.
No comments:
Post a Comment