Mall atau pusat
perbelanjaan identik dengan sebuah gedung yang mewah dengan hembusan AC yang
dingin yang memberikan kenyamanan dalam berbelanja dan hiburan. Bagaimana
dengan rakyat kecil maksudnya masyarakat yang ekonominya pas-pasan dan jauh
dari mall adakah alternatifnya?
Bagi rakyat kecil
ke mall itu identik mahal walaupun sebenarnya tidak juga anggapan seperti itu
dan naluri menawar harga kepada penjual tidak bisa mereka lakukan bila belanja
di mall. Mungkin ini adalah sebuah alternatif atau bisa juga dikatakan ide
kreatif menjaring pasar. Di pinggir kota Tangerang depan Perumahan Wisma
Harapan Kutabumi kabupaten Tangerang terdapat penjual yang menjual berbagai barang dan makanan
dan uniknya mereka menjajakan jualannya waktu weekend saja yaitu sabtu dan
minggu dan bukanya kalau pagi jam 06.00 s/d 09.00 WIB dan sore 16.00 s/d 18.00 WIB.
Mereka
menggelarkan dagangannya di “mall jalanan” beraneka ragam dari makanan, mainan
sampai dengan peralatan rumah tangga, pokonya komplit persis seperti yang
dijual di pusat perbelanjaan. Hanya saja bedanya di “mall j alanan” pedagang dan pembeli bisa “ngotot-ngototan”
menawar harga dan konsep “misbar” atau “gerimis bubar” sangat berlaku.
Sekeluarga dapat
menikmati “mall jalanan” ini, untuk anak-anak dapat diajak naik ondong-ondong,
mobil-mobilan, kereta-keretaan atau mandi balon. Untuk melengkapi hiburan di
rumah dapat membeli CD atau DVD tentunya bajakan baik itu film anak-anak,
dewasa dan musik. Jika ingin bergaya dapat membeli kacamata hitam bahkan
kacamata minus atau plus pun ada lho. Alat-lat rumah tangga seperti ember
plastik, gayung dan tempat sampah tersedia, tentunya dengan harga yang murah.
Bila pagi terutama
hari minggu dimanfaatkan untuk lari pagi atau bermain bulutangkis dan juga diadakan
senam bersama di area tersebut. Berbelanja dan hiburan keluarga yang
menyenangkan di “mall jalanan”. Murah meriah tapi mampu mempererat hubungan
antara anggota keluarga.
Hal tersebut di
atas menjadikan sebuah contoh kasus bagi yang mempunyai kebijakan di negeri
ini, bahwa rakyat membutuhkan ruang terbuka tempat interaksi bagi masyarakat
itu sendiri dan hiburan yang murah bagi keluarga.
Tulisan ini dapat di lihat di sini : mall jalanan ala rakyat kecil
PKL ini biasanya ditarik retribusi juga oleh petugas yg cukup mahal termasup preman
ReplyDeleteYa memang begitu kenyataannya bung Asaz ......
ReplyDelete